Senin, 11 Agustus 2014

Peristiwa

Pembaptisan Yesus

Pembaptisan Yesus merupakan peristiwa di mana Yesus Kristus datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptiskan dan menjadi tanda permulaan pelayanan-Nya. Peristiwa ini dicatat di keempat Injil dalam Alkitab Kristen.
 
Diceritakan bahwa pada usia tiga puluh tahun Yesus memulai pelayanannya. Ia mula-mula pergi ke sungai Yordan, di sana ada Yohanes Pembaptis yang mengajak orang untuk percaya kepada Allah dan membaptiskan mereka di sungai. Yesus pun lalu dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, meskipun semula Yohanes merasa tidak layak karena ia tahu bahwa Yesus adalah Tuhan. Pada saat dibaptis Roh Kudus turun ke atas Yesus dalam rupa burung merpati dan terdengar suara dari surga yang mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
 
Setelah dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, Yesus lalu pergi ke padang gurun dan berpuasa 40 hari 40 malam. Di sana Yesus dicobai Iblis tiga kali banyaknya dan tiga kali pula Yesus mengalahkan setiap pencobaan yang dihadapi.
 
Kebanyakan ilmuwan modern menerima cerita pembaptisan Yesus oleh Yohanes sebagai peristiwa sejarah dengan tingkat kepastian yang tinggi. Bersama dengan cerita penyaliban Yesus kebanyakan pakar memandangnya sebagai dua fakta sejarah yang paling dapat dipastikan kebenarannya mengenai Yesus, dan sering dijadikan titik mula penelitian mengenai hakekat Yesus sebagai tokoh dalam sejarah.

Yohanes MembaptisLihatlah burung merpati yang turun ke atas lelaki ini. Ia adalah Yesus. Ia berumur kira-kira 30 tahun pada waktu itu. Dan orang yang ada bersama dia adalah Yohanes. Ingatkah kau ketika Maria pergi mengunjungi Elisabet sanak keluarganya, dan ketika bayi yang ada dalam kandungan Elisabet melonjak kegirangan? Bayi yang melonjak itu pada waktu belum lahir adalah Yohanes. Tetapi apa yang sedang dilakukan oleh Yohanes sekarang?
 
Yohanes baru saja mencelupkan Yesus ke dalam air Sungai Yordan. Demikianlah caranya seseorang dibaptis. Pertama-tama, ia dicelupkan ke dalam air, dan kemudian dikeluarkan dari dalam air. Karena begitulah yang dilakukan oleh Yohanes kepada orang banyak, maka ia disebut Yohanes Pembaptis. Tetapi mengapa Yohanes membaptis Yesus?
 
Ya, Yohanes melakukannya karena Yesus datang dan meminta Yohanes membaptis dia. Yohanes membaptis orang-orang yang ingin memperlihatkan bahwa mereka menyesal atas hal-hal buruk yang mereka lakukan. Tapi apakah Yesus pernah melakukan sesuatu yang buruk sehingga ia perlu menyesal? Tidak, tidak pernah, sebab Yesus Anak Allah dari surga. Jadi ia meminta Yohanes membaptis dia karena alasan lain. Mari kita lihat alasan apa itu.
 
Sebelum Yesus menemui Yohanes di sini, tadinya ia bekerja sebagai tukang kayu. Tukang kayu membuat barang-barang dari kayu, seperti meja dan kursi dan juga bangku. Yusuf suami Maria juga tukang kayu, dan ia mengajar Yesus menjadi tukang kayu. Tetapi Yehuwa mengutus Putranya ke bumi bukan untuk menjadi tukang kayu. Ada pekerjaan istimewa yang harus ia lakukan, dan waktunya telah tiba bagi Yesus untuk mulai melakukannya. Jadi untuk memperlihatkan bahwa ia telah datang untuk melakukan kehendak Bapanya, Yesus meminta Yohanes membaptis dia. Apakah Allah senang akan hal ini?

Ya, Allah senang, sebab setelah Yesus keluar dari air, suara dari surga mengatakan: ’Inilah Putraku, yang Aku perkenan.’ Juga, seakan-akan surga terbuka dan burung merpati ini turun atas Yesus. Tetapi itu bukan burung merpati yang sungguh-sungguh. Hanya kelihatan saja seperti burung merpati. Sesungguhnya itu adalah roh suci Allah.(Red)

Kisah Musa Di Sungai Nil

Orang yang kita lihat di sini memaksa orang-orang lain untuk bekerja. Lihat orang yang memukul salah seorang pekerja dengan cambuk. Pekerja-pekerja ini adalah dari keluarga Yakub, dan disebut orang Israel. Dan orang-orang yang memaksa mereka bekerja adalah orang Mesir. Orang Israel telah menjadi budak-budak di Mesir. Bagaimana sampai ini terjadi?
Bertahun-tahun keluarga besar dari Yakub hidup dengan damai di Mesir. Yusuf, yang merupakan orang terpenting di Mesir setelah Firaun, melindungi mereka. Tapi kemudian Yusuf meninggal. Dan Firaun yang baru, yang tidak menyenangi orang Israel, menjadi raja di Mesir.
 
Maka Firaun yang jahat ini menjadikan orang Israel ini budak-budak. Dan ia menetapkan penjaga-penjaga yang jahat dan kejam atas mereka. Mereka memaksa orang Israel bekerja amat keras dalam membangun kota-kota bagi Firaun. Tapi meskipun demikian bangsa Israel itu makin hari makin banyak. Beberapa waktu kemudian orang-orang Mesir takut jangan-jangan orang Israel menjadi terlalu banyak dan terlalu kuat.
 
Tahukah kamu apa yang dilakukan oleh Firaun? Ia mengatakan kepada wanita-wanita yang menolong ibu-ibu Israel waktu melahirkan, ’Bunuhlah setiap anak laki-laki yang lahir.’ Tapi mereka adalah wanita-wanita baik, dan mereka tidak mau membunuh bayi-bayi itu.
 
Maka Firaun memerintahkan kepada rakyatnya, ’Ambillah semua bayi laki-laki dan bunuhlah. Hanya bayi-bayi perempuan dibiarkan hidup.’ Apakah ini tidak merupakan perintah yang mengerikan? Mari kita lihat bagaimana salah seorang dari bayi laki-laki diselamatkan.

Bayi Musa Diselamatkan
Bayi kecil ini sedang menangis dan memegang jari seorang putri. Bayi itu ialah Musa. Tahukah engkau siapa putri yang cantik itu? Ia adalah putri Firaun sendiri, salah seorang putri mahkota Mesir.
 
Ibu Musa telah menyembunyikan bayinya sampai berumur tiga bulan, sebab ia tidak ingin bayinya dibunuh oleh orang Mesir. Tetapi ia menyadari bahwa Musa bisa saja diketemukan, dan karena itu ia berbuat begini untuk menyelamatkannya.
 
Ia mengambil sebuah keranjang dan mengaturnya sedemikian rupa supaya tidak masuk air. Kemudian Musa dimasukkan ke dalamnya dan menaruh keranjang itu di antara rumput-rumput tinggi yang tumbuh di sepanjang sungai Nil. Kakak perempuan Musa yaitu Miryam disuruh menjaga dekat tempat itu dan melihat apa yang akan terjadi.
 
Tidak lama kemudian datanglah putri Firaun turun ke sungai Nil untuk mandi. Tiba-tiba ia melihat keranjang itu. Ia memanggil salah seorang pelayannya, ’Bawalah keranjang itu ke mari.’ Sewaktu sang putri membuka keranjang itu, ia melihat seorang bayi yang molek sekali. Musa si kecil itu sedang menangis dan sang putri menjadi sayang kepadanya. Ia tidak ingin bayi itu terbunuh.
 
Kemudian Miryam datang menghampiri. Engkau dapat melihatnya pada gambar. Miryam berkata kepada putri Firaun, ’Bolehkah saya pergi dan memanggil seorang wanita Israel untuk menyusukan bayi itu untuk tuan putri?’ 

’Ya, pergilah,’ kata sang putri.
Maka Miryam pun larilah cepat-cepat mendapatkan ibunya dan menceritakan apa yang terjadi. Sewaktu ibu Musa datang ke tempat itu, berkatalah sang putri, ’Ambillah bayi ini dan susuilah dia bagiku. Aku akan membayar upah kepadamu.’ 

Dengan demikian ibu Musa merawat bayinya sendiri. Kemudian setelah Musa cukup besar, ia membawanya kepada putri Firaun yang mengangkat Musa sebagai anaknya sendiri. Begitulah keadaannya sehingga Musa menjadi dewasa di istana Firaun. (Red)

Historisasi Gunung Muria

Pesona geologi Muria yang terbentang di tiga kabupaten, yakni Kudus, Pati, dan Jepara memiliki riwayat yang sangat menarik. Konon pada zaman dahulu gunung Muria berada di pulau tersendiri, terpisah dari pulau Jawa.
 
Menelisik akar sejarah Muria masih menjadi garapan serius para peneliti yang belum pupus. Muria sebagai wajah  gelogis, sebagai sumber budaya dan ekonomi, serta religiositas yang melekat pada aktivitas masyarakat Muria masih menjadi sumber kajian yang kaya untuk diteliti, dikembangkan, dan dilestarikan. Muria sebagai bentuk fenomena alam dan sosial yang masih terpendam dalam gunungan sejarah yang belum pernah tuntas untuk diangkat ke permukaan.
 
Dalam buku A Short Cultural History of Indonesia karya Soetjipto Wirjosuprapto, ia berpendapat bahwa nama Muria itu diidentifikasikan dengan nama sebuah bukit di dekat Yerusalem, Palestina. Di sana terdapat Baitul Maqdis yang dekat dengan bukit yang bernama Gunung Moriah, di mana Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dahulu membangun sebuah kanisah.

Pulau dan Selat Muria
Pegunungan Muria yang terbentang di tiga kabupaten, yakni Kudus, Pati, dan Jepara memiliki riwayat yang tidak singkat. Muria memiliki pengalaman geologis yang menarik. Konon pada zaman dahulu gunung Muria berada di pulau tersendiri, terpisah dari pulau Jawa. Fakta ini bisa dijumpai dalam beberapa literature yang masih menuai kontroversi di kalangan peneliti.
De Graaf dan Pigeaud dalam bukunya Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram pernah menyinggung tentang selat Muria ketika menggambarkan ekologi letak Demak. Pada zaman dahulu, Distrik Demak terletak di pantai selat yang memisahkan Pegunungan Muria dari Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar dan dapat dilayari dengan baik, sehingga kapal-kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas untuk berlayar ke Rembang. Tetapi sudah sejak abad ke-17, jalan pintas itu tak lagi dapat dilayari setiap saat (1985: 37).
 
Selanjutnya disebutkan, pada abad ke-17, selama musim hujan orang dapat berlayar dengan sampan lewat tanah yang tergenang air, mulai dari Jepara sampai Pati, di tepi Sungai Juwana. Pada tahun 1657, Tumenggung Pati mengumumkan niatnya untuk menggali saluran air baru dari Demak ke Juwana, sehingga Juwana dapat menjadi pusat perdagangan. Boleh jadi, ia ingin memulihkan jalan air lama, yang seabad sebelumnya masih bisa dipakai.
 
Dua sejarawan dari Belanda itu pun menggambarkan, Jepara terletak di sebelah barat pegunungan yang dahulu adalah pulau (Muria). Jepara mempunyai pelabuhan yang aman dan dilindungi tiga pulau kecil. Letak pelabuhan ini amat menguntungkan bagi kapal-kapal dagang yang lebih besar, yang berlayar lewat pantura Jawa menuju Maluku, dan kembali ke barat.

Pada abad ke-17, ketika jalan pelayaran pintas di sebelah selatan pegunungan ini tidak lagi dapat dilayari perahu-perahu yang lebih besar, akibat pendangkalan oleh endapan lumpur, Jepara pun menjadi Pelabuhan Demak. Adapun yang menjadi penghubung antara Demak dan daerah pedalaman di Jateng adalah Sungai Serang, yang sekarang bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara. Sungai Serang pada abad ke-18 masih dapat dilayari perahu-perahu dagang yang agak kecil, setidaknya hingga Godong (kini wilayah Kabupaten Grobogan). -----BERSAMBUNG

1 komentar:

  1. KABAR BAIK! KABAR BAIK!

    Untuk mengenalkan diri dengan benar,
    Nama saya adalah ibu SUSAN dari [SUSAN BOWMAN LOAN COMPANY]

    Saya adalah pemberi pinjaman swasta, perusahaan saya memberikan pinjaman segala jenis dengan suku bunga 2% saja. Ini adalah kesempatan finansial di depan pintu Anda, terapkan hari ini dan dapatkan pinjaman cepat Anda.

    Ada banyak di luar sana yang mencari peluang atau bantuan keuangan di seluruh tempat dan tetap saja, tapi mereka tidak dapat mendapatkannya. Tapi ini adalah kesempatan finansial di depan pintu Anda dan dengan demikian Anda tidak bisa melewatkan kesempatan ini.
    Layanan ini membuat individu, perusahaan, pelaku bisnis dan wanita.
    Jumlah pinjaman yang tersedia berkisar dari jumlah pilihan Anda untuk informasi lebih lanjut hubungi kami melalui email:

    Susanbowmanloancompany@gmail.com

    BalasHapus