Uskup Bogor Berkati
Enam Kampung Di Mabar
Labuan Bajo-Iman,
Uskup Bogor, Mgr.
Paskalis Bruno Syukur, OFM, Kamis (28/8/2014), mengelilingi enam kampung
yang ada di desa kelahirannya, Desa Pantar, Kecamatan Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat (Mabar), dan memberkati keenam kampung tersebut. Enam
kampung tersebut, yakni Kampung Handel, Tanah Ndereng, Sok Rutung,
Roang, Benteng, dan Duwe.
Ketua panitia kegiatan misa syukur ini,
Drs. Agustinus Ch Dula, menjelaskan, kegiatan pemberkatan
kampung-kampung di sekitar tanah kelahiran Mgr. Paskalis Bruno Syukur
merupakan permintaan dari umat keenam kampung yang merupakan umat dari
Paroki Kerahiman Ilahi Sok Rutung, yang juga paroki dimana Mgr. Paskalis
menjadi umat paroki tersebut waktu kecil dan sampai saat ini orangtua
Mgr. Paskalis masih menjadi umat paroki ini.
"Tadi pagi kita
bergerak dari Paroki Roh Kudus Labuan Bajo menuju ke Paroki Kerahiman
Ilahi Sok Rutung. Dalam perjalanan tersebut kita juga menyinggahi enam
kampung yang merupakan umat dari Paroki Kerahiman Ilahi Sok Rutung atas
permintaan umat di sini. Dalam perjalanan tersebut Mgr. Paskalis
mendoakan dan memberkati keenam kampung tersebut," jelas Gusti Dula yang
juga Bupati Mabar ini.
Pantauan Pos Kupang, Kamis (28/8/2014), di
Sok Rutung, seusai melakukan kunjungan ke enam kampung, Mgr. Paskalis
Bruno Syukur, OFM, yang didampingi Uskup Emeritus Bogor, Mgr. Mikael
Kosmas Angkur, OFM dan sejumlah pastor dari Bogor, Bupati Mabar, Drs.
Agustinus Ch Dula, Wakil Bupati Mabar, Drs. Gasa Maksimus, M.Si, Ketua
DPRD Mabar, Mateus Hamsi, S.Sos, para asisten dan pimpinan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemkab Mabar dalam iringan tarian
penjemputan, memasuki tenda utama dan melakukan ritual manuk kapu dan
diakhiri dengan tarian caci. Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM
dipercayakan melakukan pemukulan pertama sebagai bentuk penghormatan.
"Ini
(tarian caci) merupakan ungkapan kebahagiaan bersama umat Katolik di
Paroki Kerahiman Ilahi Sok Rutung atas terpilihnya salah satu putra
terbaik dari Sok Rutung menjadi Uskup di Bogor. Ini juga sebagai bagian
dari kebanggaan dalam perayaan 100 tahun Gereja Katolik di Manggarai
yang kita rayakan tahun lalu, sehingga ini bisa menjadi salah satu bukti
buah dari 100 tahun Gereja Katolik di Manggarai. Karena itu, budaya
kita tidak boleh tinggalkan, dan iman kita kepada Tuhan juga harus kita
kembangkan," tegas Gusti Dula.
Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM
dalam sapaan singkatnya, menegaskan, semua rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh semua umat Katolik, saudara dan keluarganya di Sok Rutung
merupakan bagian dari ungkapan kebahagiaan yang diungkapkan kepada
Tuhan atas rahmat-Nya yang sudah memberikan berkah luar biasa dengan
kembali memilih anak kelahiran Sok Rutung menjadi Uskup Bogor,
menggantikan Mgr. Mikael Kosmas Angkur, OFM yang juga adalah putra
Mabar.
"Saya bangga sebagai anak yang lahir di Sok Rutung,
mendapat warisan Iman Katolik dari kedua orangtua saya yang mereka juga
terima dari nenek-nenek saya. Karena itu, marilah kita semua bersukacita
atas anugerah Tuhan bagi kita semua hari ini, dan jangan pernah
melupakan kampung halaman kita walau penampilannya seperti ini. Jadi
saya sengaja membawa teman-teman dari Bogor untuk melihat kampung yang
saya banggakan ini, sehingga nantinya saat mereka kembali ke Bogor dan
melihat uskupnya memberitakan injil di sana, mereka akan ingat Kampung
Sok Rutung yang saudara-saudara tampilkan apa adanya," tegasnya dengan
terus mengumbar senyum.
Jemaat Gereja Kristen Jawa Bekasi
Bagikan Takjil Buka Puasa
Demi memupuk tolerasi beragama di Kota Bekasi, puluhan Jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Bekasi, Jawa Barat memberikan takjil berbuka puasa bagi umat Muslim yang tengah dalam perjalanan.
Dengan dibantu pihak kepolisian Polresta Bekasi Kota. Puluhan Jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Bekasi langsung membagikan takjil kepada para pengendara yang melintas di Simpang Empat Bekasi Cyber Park(BCP) Jalan Hasibuan, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
“Kegiatan ini kami gagas bersama dengan Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota di simpang BCP Jalan Hasibuan, Bekasi Selatan,” kata koordinator kegiatan Hadi Sukarno pada wartawan di Bekasi, Selasa 1 Juli 2014.
Menurut Hadi, menu berbuka puasa dalam bentuk tajil gratis itu disiapkan pihaknya dalam paket yang siap dibawa untuk berkendara dan berbuka puasa di jalan.
“Biasanya umat Muslim yang puasa di jalan suka susah atau lupa mencari lokasi berbuka. Tapi untuk sekadar membatalkan puasa bisa mampir di tempat kami,” katanya. Menurutnya, menu takjil yang disediakan pihaknya selalu beragam dan berbeda setiap harinya.
“Hari ini kita sajikan menu kacang hijau, kolak pisang, ubi, dan air mineral sekadar untuk membatalkan puasa bagi pengguna jalan yang melintas. Besok akan kita bikin lagi menu baru,” katanya.
Dalam pembagian takjil ini pihaknya menyediakan sedikitnya 400 paket takjil setiap hari yang bisa disantap siapa saja yang kebetulan melintas di lokasi itu.
“400 paket takjil kami sediakan setiap hari selama bulan Ramadan ini, bagi yang ingin sekadar membatalkan puasanya silakan mampir,” katanya.
Posko penyediaan tajil itu buka setiap hari menjelang waktu berbuka puasa, yakni mulai pukul 16.00 hingga 18.00 WIB.
Pantauan wartawan di lokasi, sekitar 10 anggota jemaat Gereja Kristen Jawa membagikan bungkusan takjil kepada sejumlah pengendara yang tengah antre lampu merah. Tidak sedikit pula warga yang datang menghampiri posko takjil untuk memilih langsung menunya.
“Alhamdulillah, masih banyak orang yang mau peduli dengan sesama. Mudah-mudahan toleransi seperti ini terus dibina,” kata Indra, salah satu pengendara. (Red)
Pemuda Harus Berperan
Sebanyak 1.500 pemuda-pemudi mengikuti Pekan Pemuda Daerah Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Daerah Mahakam Kutai Barat (DMKB), selama lima hari di Kampung Sakaq Tada Kecamatan Mook Manaar Bulatn, Sabtu malam (26/7).
Bupati Ismail Thomas dalam sambutan disampaikan Camat Mook Manaar Bulatn Moses mengatakan, pergulatan hidup mencari jati diri sangat rentan penyimpangan di kalangan kaum muda. Tidak jarang membawa kaum muda kepada petualangan melawan arus tatanan moral, sehingga ada kesan kaum muda merupakan tantangan generasi tua. “Melalui pekan pemuda dan pembinaan rohani generasi muda dibina dalam kerohanian, sehingga tidak salah arah,” kata Bupati.
Pemkab Kubar, lanjut dia, memiliki komitmen melaksanakan program pembangunan mengarah kepada peningkatan kehidupan kerohanian bagi pemuda Kristen yang mempunyai integritas tinggi dalam pelayanan. Khususnya bagi organisasi Pemuda Gereja GKII DMKB.
Ia meminta Pekan Pemuda GKII DMKB mengajak kaum muda yang hadir kembali ke realitas kehidupan kaum muda yang penuh tantangan dan permasalahan. “Ini karena kaum muda penuh upaya pencarian jati diri. Tidak jarang menimbulkan permasalahan dengan keluarga, orangtua, dengan masyarakat, pemerintah, bahkan dengan gereja,” terangnya.
Ia berharap kehidupan generasi muda Kristen fokus pencarian kebenaran firman Tuhan. Kaum muda memiliki masa depan. Harapan masa depan harus menjanjikan hal.
Pekan pemuda, diharapkan membawa arus transformasi ke dalam setiap sendi pembangunan. Generasi muda Kristen dapat ambil bagian dalam pembangunan yang Pemkab Kubar laksanakan. Terutama pembangunan sumber daya manusia (SDM) kaum muda. Sehingga upaya mewujudkan visi pembangunan Pemkab Kubar periode 2011-2016 yaitu “Terwujudnya Kutai Barat yang Masyarakatnya Semakin Cerdas, Sehat, Produktif, dan Sejahtera Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan” dapat tercapai.
Ismail Thomas menyatakan, sangat mendukung kegiatan komisi pemuda GKII DMKB. Merupakan bentuk realisasi mewujudkan kehidupan generasi muda andal, profesional, berkualitas, takut akan Tuhan, dan mempunyai kredibilitas tinggi untuk ambil bagian dalam pembangunan Kubar berkelanjutan.
“Pemerintah memberikan akses seluas-luasnya bagi kaum muda ikut dalam mendorong, meningkatkan partisipasi generasi muda dalam proses pembangunan daerah di Tanaa Purai Ngeriman,” terangnya. (Red)
Gereja Toraja Akhirnya Larang Judi di Nunukan
Setelah bertahun-tahun dinodai dengan kegiatan perjudian, Gereja Toraja Jemaat Eben Haezer Nunukan mengambil sikap tegas, melarang perjudian dalam bentuk apapun pada setiap acara kematian maupun syukuran yang melibatkan jemaatnya di Nunukan.
Sebagai bentuk ketegasan sikap itu, Badan Pekerja Majelis Gereja Toraja Jemaat Eben Haezer Nunukan menolak memberikan pelayanan ibadah penghiburan, di rumah salah satu jemaatnya yang sedang berduka.
“Ibadah malam di Kampung Tator kita tunda untuk dievaluasi. Pelayanan ibadah di Kampung Tator untuk malam ini diadakan penundaan untuk kita evaluasi pelayanan selanjutnya,” ujar
“Ibadah malam di Kampung Tator kita tunda untuk dievaluasi. Pelayanan ibadah di Kampung Tator untuk malam ini diadakan penundaan untuk kita evaluasi pelayanan selanjutnya,” ujar
Pendeta Hasna Marewa, Ketua Badan Pekerja Majelis Geraja Toraja Jemaat Eben Haezer Nunukan, Rabu (16/7) malam, usai ibadah penghiburan di tempat jemaat lainnya yang juga sedang berduka.
Pada kesempatan itu Hasna menjelaskan, sudah menjadi keputusan Majelis sejak awal untuk melarang kegiatan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Kristiani.
“Sesuai pembicaraan kita dengan keluarga, pelayanan kita evaluasi apabila sudah tidak sejalan dengan nilai-nilai Kristiani,” ujarnya.
Ia menyampaikan, menindak-lanjuti Keputusan Badan Pekerja Sinode (BPS) yang diputuskan pada Sidang Sinode AM Gereja Toraja, ditegaskan untuk melarang penyakit sosial masyarakat yang seringkali ditunjukkan pada kegiatan Rambu Solo atau acara adat kematian maupun Rambu Tuka’ atau acara yang berhubungan dengan syukuran seperti pernikahan dan sukuran panen.
“Mohon kerja sama keluarga untuk tidak mengizinkan (judi). Karena keluarga yang menentukan,” ujarnya dihadapan ratusan jemaat.
Mewakili Majelis Geraja Toraja Jemaat Ebenhaezer Nunukan, Hasna juga meminta kerja sama dari anggota jemaat gereja yang lain.
“Mohon kerjasamanya dari setiap denominasi gereja untuk mendukung keputusan ini. Karena kami yakin tidak ada satu gereja pun mengizinkan demikian (judi). Karena itu juga, kami mohon keluarga memberikan kerjasamanya,” ujarnya.(Red)
SMAK Frateran Juara Asah Terampil
Koperasi Kredit (Kopdit) Pintu Air menggelar lomba asah terampil antar-SLTA dan koperasi gerakan di Gereja Elim, Oesao, 24 Juli 2014.
Hasilnya, di kategori SMA, juara satu diraih SMAK Frateran Maumere-Sikka; juara II, SMAK Regina Pacis, Bajawa; juara III, SMAK 1 Kota Kupang; juara IV, SMK Kristen 1 SoE; dan juara V, SMKN 1 Ende.
Kategori koperasi gerakan, juara I, Kota Kupang; juara II, Flores Timur; juara III, Ngada; juara V, Kupang; dan juara V, Sikka. Tim juri terdiri dari, Andreas Zakarias, Ani Bunga Maria dan Ivon Henuk.
“Asah terampil ini mendapat perhatian yang sangat besar dari para peserta. Mereka berlomba dengan penuh semangat dan saling bersaing dengan ketat. Kami akan terus menggelar kegiatan seperti ini,” kata Korwil Kopdit Pintu Air Timor,
Sumba, Alor, Sabu dan Rote, Vinsensius Deo, yang ditemui di Kupang, Jumat (25/7/2014), Vinsensius Deo mengatakan, pihaknya juga menghadirkan 1.000 anggotanya dalam pembukaan peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 2014 di Oesao, Kabupaten Kupang, Sabtu (26/7/2014).
Selain itu, Kopdit Pintu Air dipercaya oleh panitia untuk membawakan koor dalam acara pembukaan. Ia mengatakan, 1.000 anggota yang dihadirkan tersebut berasal dari Kabupaten Kupang, TTS dan Kota Kupang.
“Ini merupakan penghargaan yang luar biasa dari panitia kepada kami. Kami dipercaya untuk membawakan koor pada acara pembukaan. Sebanyak 100 orang penyanyi, semuanya adalah anggota Kopdit Pintu Air tampil dalam koor ini,” ujarnya.
Dalam peringatan Harkopnas 2014 ini, menurut Vinsensius Deo, pihaknya juga menyiapkan sebuah stan di arena kegiatan. Menurutnya, data hingga 30 Juni 2014, anggota Pintu Air sudah mencapai 75.558 orang. Pintu Air memiliki jumlah simpanan Rp 131 miliar, pinjaman Rp 199 miliar dengan nilai aset Rp 252 miliar. (Red)
Setelah sukses melakukan seleksi 11 Finalis di babak Grand Final Remaja Naposobulung (ReNa) Idol 2014, akhirnya tim juri resmi mengumumkan 3 finalis utama pemenang terfavorit untuk memperebutkan hadiah utama sebagai ‘Bintang Rohani Riau’ katEgori remaja, dan pemuda tahun ini.
Adapun pemenang utama dalam katagori terfavorit I sebagai ‘Bintang Rohani Riau’ di ajang Remaja Naposobulung (ReNa) Idol 2014 resmi diraih oleh Teti Yolanda dari salah satu peserta remaja Gereja Naposobulung Huria Kristen Batak Protestan (N-HKBP) Distrik Minas Kabupaten Siak.
Selanjutnya juara favorit II diraih oleh Cindy Boru Gurning salah satu peserta yang berasal dari Gereja N-HKBP Distrik Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu. Kemudian posisi juara III favorit dimenangkan oleh Fransisco Sitio yang berasa dari gereja N-HKBP Disrik Bagan Batu Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Sedangkan untuk katagori Remaja Juara satu dimenangkan oleh Kharisma Boru Sihombing yang berasal dari N-HKBP Distrik Lubuk Dalam Kabupaten Siak. Kemudian juara dua di raih ole Vivi Boru Tobing salah satu peserta Gereja N-HKBP Sumber Sari Pekanbaru.
Berikutnya, juara tiga tetap dipertahankan oleh Teti Yolanda yang juga berasal dari Gereja N-HKBP Minas Kabupaten Siak. Meskipun dirinya sudah meraih hadiah utama dalam katagori terfavorit I di ReNa Idol Riau tahun ini.
Selain mengumumkan juara utama favorit dan remaja, tim juri juga mengumumkan pemenang dalam katagori Naposo atau Pemuda Gereja se-Riau yang dimenangkan David Febrian sebagai juara I dari salah satu peserta Gereja N-HKBP Harapan Jaya Pekanbaru.
Untuk juara II, diraih oleh Monica Boru Siburian yang berasal dari N-HKBP Beringin Indah Pekanbaru. Kemudian untuk pososi juara III dimenangkan oleh Lois Nainggolan yang berasal dari N-HKBP Distrik N-HKBP Sukajadi Pekanbaru.
Dari hasil pantauan, acara dimulai dari mulai pukul 13.00 hingga 16.00 WIB sore digelar untuk memperebutkan hadiah utama berupa Piala dan sejumlah uang tunai dengan total Rp26 Juta.
Tak hanya itu, pemenang grand final, berkesempatan untuk Rekaman (recording) Album Rohani dengan lagu karya cipta Pendeta Toho Sinaga, Dompak Sinaga dan Victor Tobing.
‘’Bagi kami, yang paling penting adalah bagaimana bakat-bakat remaja dan pemuda di Riau dapat tersalurkan dan disaring dengan sebuah kompetisi yang digelar oleh komunitas Gereja,’’ ujar Ketua Panitia Bidang Perlombaan Menyanyi Pendeta Toho Sinaga di sela sela acara Grand Final Remaja Naposobulung (ReNa) Idol 2014 di Gedung Hall Lancang Kuning Furaya Hotel Pekanbaru, Minggu (20/7/2014).
Audisi yang dilakukan, sebut Pendeta Toho, terbuka untuk semua umat kristiani di Riau, tanpa membedakan organisasi gereja yang ada. ‘’Dari 140 peserta audisi, sedikitnya 20 orang peserta dari gereja diluar Jemaah Gereja HKBP,’’ ungkapnya.
Dijelaskannya, perlombaan tersebut telah melalui beberapa tahap. Audisi I di gelar di 4 Daerah yakni di Pekanbaru pada 1 Juni 2014, di Duri Kabupaten Bengkalis pada 8 Juni 2014, di Kota Dumai pada 22 Juni 2014 dan di Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu pada 15 Juni 2014.
Dari 4 Daerah dari total sebanyak 140 orang peserta yang ikut tersaring 60 orang untuk maju dibabak audisi ke II. Pada audisi ke II yang digelar pada 29 Juni 2014, tersaring 30 orang peserta.
Selanjutnya, melalui semifinal pada 06 Juli 2014 lalu, sebanyak 11 orang lolos sebagai finalis untuk maju Grand Final . Ke 11 Finalis itu menurut Juri sudah mampu dalam Penguasaan Panggung, Teknik Vokal dan Artikulasi Bernyanyi yang Baik,” jelas Pendeta Toho.
Selain dirinya, sejumlah Juri akan turut menilai pada grand final nanti seperti, Dompak Sinaga (Artis Lagu Tradisional Batak), Bintang Pasaribu (Penyanyi Lokal), Santi Sirait (Penyanyi Lokal).
Untuk tiket masuk acara, sambung Pendeta Toho, akan disediakan tempat penjualan dilokasi sebelum masuk Hall tempat acara. “Tiket masuknya sebesar Rp50 Ribu untuk membantu pendanaan acara,” katanya lagi.
Sementara itu, Manuhar Silaen, Ketua Pemuda HKBP se Distrik 22 Provinsi Riau yang juga bertindak selaku Ketua Umum acara ‘Tahun Pemuda HKBP’ mengatakan bahwa, kegiatan ini digelar sesuai dengan Tema Gereja HKBP Tahun 2014 yang menekankan peran Gereja dalam pemberdayaan generasi muda menghadapi tantangan zaman.
‘’Gereja bukan hanya sebagai tempat beribadah, tapi sebagai lembaga yang harus bisa memfasilitasi generasi muda yang mau berekspresi. Nah, kali ini kita mulai dari bakat olah vokal anak muda,” tandasnya. (Red)
Tepuk tangan bergemuruh di ruang Gedung Serbaguna Gereja HKBP Tanjung Perak ketika sekelompok anak muda naik ke atas panggung. Sambutan meriah berupa tepuk tangan kembali bergelora ketika Kelompok sholawat al Banjari, Nuqthoh Usai membawakan lagu qasidah.
Sambutan meriah itu menjadi hal istimewa mengingat mereka tampil di hadapan ratusan warga jemaat gereja, umat muslim dan umat Hindu di acara bersama, Doa dan Pujian untuk. Kesatuan Bangsa, Minggu (20/7/2014) malam.
Sebelumnya, ketika acara dibuka, sambutan meriah juga bergema ketika pembawa acara memanggil penampilan kelompok tari perwakilan dari Pura Agung Jagad Karana.
Sambutan tepuk tangan yang disertai wajah-wajah gembira ratusan warga lintas agama malam itu seolah menjadi embun penyejuk di tengah hiruk pikuk menjelang penetapan hasil Pilpres. Acara Doa dan Pujian untuk Kesatuan Bangsa merupakan kegiatan yang digagas Majelis Daerah Surabaya Timur (MD ST) 2 Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Program dari MD ST2 GKJW itu dijalankan oleh Jemaat GKJW Tanjung Perak yang menggandeng warga muslim dan Hindu.
Acara yang diikuti warga dari latar belakang agama berbeda itu memadukan unsur ibadah dan atraksi seni. Unsur kebaktian malam itu dipadupadankan dengan rangkaian atraksi seni yang dihadirkan bergantian.
Sepanjang acara warga yang hadir ikut larut ketika menyanyikan lagu-lagu pop rohani seperti lagu Keagungan Tuhan. Yang menarik, unsur seni yang dihadirkan sangat beragam. Mulai dari tari Bali yang dibawakan warga umat Hindu, Qasidah, dan ragam pujian dari warga gereja.
Masing-masing jemaat GKJW MDST 2 (ada 12 Gereja), GKJW Gresik, GKJW Lamongan, GKJW Wiyung, GKJW Manukan, GKJW Jambangan, GKJW Babatan, GKJW Karangpilang, GKJW Luwung, GKJW Simomulyo, GKJW Tanjung Perak, GKJW Darmo, GKJW Mojosari Rejo dan HKBP menampilkan tampilan pujian berbeda.
Ada yang tampil berupa paduan suara, Campur sari sampai musik rap. Wakil Sekretaris NU PC Surabaya, Teguh Rachmanto, yang hadir dan mengikuti acara menyebut acara yang berlangsung ini bisa menjadi jawaban yang tepat dari kondisi bangsa sekarang.
“Belakangan yang ditampilkan di televisi kan yang serem-serem, tapi sebenarnya yang ada sehari-hari ya seperti ini, semua senang, guyub bersama,” ujar pria yang biasa diipanggil Gus Teguh itu.
Ia berharap ke depan hal-hal kebersamaan tidak berhenti di tataran simbolis. Anak muda bisa didorong sebagai penyokong kebersamaaan berbangsa.
Ketua Panitia acara, Sentot Istiarso menyatakan sangat berbahagia karena acara bisa berlangsung. “Dari awal kami merencanakan suasananya sudah baik, respon dari semua pihak sangat luar biasa ketika kami menyampaikan tujuan acara,” ujar Sentot di sela acara, Minggu (18/7/2014) malam.
Acara Doa dan Pujian untuk Kesatuan Bangsa dengan tema ‘Allah yang Membawa Damai’ ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya, berupa serasehan lintas agama.
“Kami senang ternyata dalam waktu dekat sudah akan ada acara lanjutan, warga Pura Agung Jagad Karana sudah berencana membuat acara serupa, ini tentu merupakan langkah yang baik dalam menjaga kerukunan antar umat beragama,” kata Sentot. (Red)
Teti Yolanda Raih
Bintang Rohani Riau 2014
Setelah sukses melakukan seleksi 11 Finalis di babak Grand Final Remaja Naposobulung (ReNa) Idol 2014, akhirnya tim juri resmi mengumumkan 3 finalis utama pemenang terfavorit untuk memperebutkan hadiah utama sebagai ‘Bintang Rohani Riau’ katEgori remaja, dan pemuda tahun ini.
Adapun pemenang utama dalam katagori terfavorit I sebagai ‘Bintang Rohani Riau’ di ajang Remaja Naposobulung (ReNa) Idol 2014 resmi diraih oleh Teti Yolanda dari salah satu peserta remaja Gereja Naposobulung Huria Kristen Batak Protestan (N-HKBP) Distrik Minas Kabupaten Siak.
Selanjutnya juara favorit II diraih oleh Cindy Boru Gurning salah satu peserta yang berasal dari Gereja N-HKBP Distrik Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu. Kemudian posisi juara III favorit dimenangkan oleh Fransisco Sitio yang berasa dari gereja N-HKBP Disrik Bagan Batu Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Sedangkan untuk katagori Remaja Juara satu dimenangkan oleh Kharisma Boru Sihombing yang berasal dari N-HKBP Distrik Lubuk Dalam Kabupaten Siak. Kemudian juara dua di raih ole Vivi Boru Tobing salah satu peserta Gereja N-HKBP Sumber Sari Pekanbaru.
Berikutnya, juara tiga tetap dipertahankan oleh Teti Yolanda yang juga berasal dari Gereja N-HKBP Minas Kabupaten Siak. Meskipun dirinya sudah meraih hadiah utama dalam katagori terfavorit I di ReNa Idol Riau tahun ini.
Selain mengumumkan juara utama favorit dan remaja, tim juri juga mengumumkan pemenang dalam katagori Naposo atau Pemuda Gereja se-Riau yang dimenangkan David Febrian sebagai juara I dari salah satu peserta Gereja N-HKBP Harapan Jaya Pekanbaru.
Untuk juara II, diraih oleh Monica Boru Siburian yang berasal dari N-HKBP Beringin Indah Pekanbaru. Kemudian untuk pososi juara III dimenangkan oleh Lois Nainggolan yang berasal dari N-HKBP Distrik N-HKBP Sukajadi Pekanbaru.
Dari hasil pantauan, acara dimulai dari mulai pukul 13.00 hingga 16.00 WIB sore digelar untuk memperebutkan hadiah utama berupa Piala dan sejumlah uang tunai dengan total Rp26 Juta.
Tak hanya itu, pemenang grand final, berkesempatan untuk Rekaman (recording) Album Rohani dengan lagu karya cipta Pendeta Toho Sinaga, Dompak Sinaga dan Victor Tobing.
‘’Bagi kami, yang paling penting adalah bagaimana bakat-bakat remaja dan pemuda di Riau dapat tersalurkan dan disaring dengan sebuah kompetisi yang digelar oleh komunitas Gereja,’’ ujar Ketua Panitia Bidang Perlombaan Menyanyi Pendeta Toho Sinaga di sela sela acara Grand Final Remaja Naposobulung (ReNa) Idol 2014 di Gedung Hall Lancang Kuning Furaya Hotel Pekanbaru, Minggu (20/7/2014).
Audisi yang dilakukan, sebut Pendeta Toho, terbuka untuk semua umat kristiani di Riau, tanpa membedakan organisasi gereja yang ada. ‘’Dari 140 peserta audisi, sedikitnya 20 orang peserta dari gereja diluar Jemaah Gereja HKBP,’’ ungkapnya.
Dijelaskannya, perlombaan tersebut telah melalui beberapa tahap. Audisi I di gelar di 4 Daerah yakni di Pekanbaru pada 1 Juni 2014, di Duri Kabupaten Bengkalis pada 8 Juni 2014, di Kota Dumai pada 22 Juni 2014 dan di Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu pada 15 Juni 2014.
Dari 4 Daerah dari total sebanyak 140 orang peserta yang ikut tersaring 60 orang untuk maju dibabak audisi ke II. Pada audisi ke II yang digelar pada 29 Juni 2014, tersaring 30 orang peserta.
Selanjutnya, melalui semifinal pada 06 Juli 2014 lalu, sebanyak 11 orang lolos sebagai finalis untuk maju Grand Final . Ke 11 Finalis itu menurut Juri sudah mampu dalam Penguasaan Panggung, Teknik Vokal dan Artikulasi Bernyanyi yang Baik,” jelas Pendeta Toho.
Selain dirinya, sejumlah Juri akan turut menilai pada grand final nanti seperti, Dompak Sinaga (Artis Lagu Tradisional Batak), Bintang Pasaribu (Penyanyi Lokal), Santi Sirait (Penyanyi Lokal).
Untuk tiket masuk acara, sambung Pendeta Toho, akan disediakan tempat penjualan dilokasi sebelum masuk Hall tempat acara. “Tiket masuknya sebesar Rp50 Ribu untuk membantu pendanaan acara,” katanya lagi.
Sementara itu, Manuhar Silaen, Ketua Pemuda HKBP se Distrik 22 Provinsi Riau yang juga bertindak selaku Ketua Umum acara ‘Tahun Pemuda HKBP’ mengatakan bahwa, kegiatan ini digelar sesuai dengan Tema Gereja HKBP Tahun 2014 yang menekankan peran Gereja dalam pemberdayaan generasi muda menghadapi tantangan zaman.
‘’Gereja bukan hanya sebagai tempat beribadah, tapi sebagai lembaga yang harus bisa memfasilitasi generasi muda yang mau berekspresi. Nah, kali ini kita mulai dari bakat olah vokal anak muda,” tandasnya. (Red)
Qasidah, Rap dan Pujian Menyatu
Tepuk tangan bergemuruh di ruang Gedung Serbaguna Gereja HKBP Tanjung Perak ketika sekelompok anak muda naik ke atas panggung. Sambutan meriah berupa tepuk tangan kembali bergelora ketika Kelompok sholawat al Banjari, Nuqthoh Usai membawakan lagu qasidah.
Sambutan meriah itu menjadi hal istimewa mengingat mereka tampil di hadapan ratusan warga jemaat gereja, umat muslim dan umat Hindu di acara bersama, Doa dan Pujian untuk. Kesatuan Bangsa, Minggu (20/7/2014) malam.
Sebelumnya, ketika acara dibuka, sambutan meriah juga bergema ketika pembawa acara memanggil penampilan kelompok tari perwakilan dari Pura Agung Jagad Karana.
Sambutan tepuk tangan yang disertai wajah-wajah gembira ratusan warga lintas agama malam itu seolah menjadi embun penyejuk di tengah hiruk pikuk menjelang penetapan hasil Pilpres. Acara Doa dan Pujian untuk Kesatuan Bangsa merupakan kegiatan yang digagas Majelis Daerah Surabaya Timur (MD ST) 2 Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Program dari MD ST2 GKJW itu dijalankan oleh Jemaat GKJW Tanjung Perak yang menggandeng warga muslim dan Hindu.
Acara yang diikuti warga dari latar belakang agama berbeda itu memadukan unsur ibadah dan atraksi seni. Unsur kebaktian malam itu dipadupadankan dengan rangkaian atraksi seni yang dihadirkan bergantian.
Sepanjang acara warga yang hadir ikut larut ketika menyanyikan lagu-lagu pop rohani seperti lagu Keagungan Tuhan. Yang menarik, unsur seni yang dihadirkan sangat beragam. Mulai dari tari Bali yang dibawakan warga umat Hindu, Qasidah, dan ragam pujian dari warga gereja.
Masing-masing jemaat GKJW MDST 2 (ada 12 Gereja), GKJW Gresik, GKJW Lamongan, GKJW Wiyung, GKJW Manukan, GKJW Jambangan, GKJW Babatan, GKJW Karangpilang, GKJW Luwung, GKJW Simomulyo, GKJW Tanjung Perak, GKJW Darmo, GKJW Mojosari Rejo dan HKBP menampilkan tampilan pujian berbeda.
Ada yang tampil berupa paduan suara, Campur sari sampai musik rap. Wakil Sekretaris NU PC Surabaya, Teguh Rachmanto, yang hadir dan mengikuti acara menyebut acara yang berlangsung ini bisa menjadi jawaban yang tepat dari kondisi bangsa sekarang.
“Belakangan yang ditampilkan di televisi kan yang serem-serem, tapi sebenarnya yang ada sehari-hari ya seperti ini, semua senang, guyub bersama,” ujar pria yang biasa diipanggil Gus Teguh itu.
Ia berharap ke depan hal-hal kebersamaan tidak berhenti di tataran simbolis. Anak muda bisa didorong sebagai penyokong kebersamaaan berbangsa.
Ketua Panitia acara, Sentot Istiarso menyatakan sangat berbahagia karena acara bisa berlangsung. “Dari awal kami merencanakan suasananya sudah baik, respon dari semua pihak sangat luar biasa ketika kami menyampaikan tujuan acara,” ujar Sentot di sela acara, Minggu (18/7/2014) malam.
Acara Doa dan Pujian untuk Kesatuan Bangsa dengan tema ‘Allah yang Membawa Damai’ ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya, berupa serasehan lintas agama.
“Kami senang ternyata dalam waktu dekat sudah akan ada acara lanjutan, warga Pura Agung Jagad Karana sudah berencana membuat acara serupa, ini tentu merupakan langkah yang baik dalam menjaga kerukunan antar umat beragama,” kata Sentot. (Red)
KABAR BAIK! KABAR BAIK!
BalasHapusUntuk mengenalkan diri dengan benar,
Nama saya adalah ibu SUSAN dari [SUSAN BOWMAN LOAN COMPANY]
Saya adalah pemberi pinjaman swasta, perusahaan saya memberikan pinjaman segala jenis dengan suku bunga 2% saja. Ini adalah kesempatan finansial di depan pintu Anda, terapkan hari ini dan dapatkan pinjaman cepat Anda.
Ada banyak di luar sana yang mencari peluang atau bantuan keuangan di seluruh tempat dan tetap saja, tapi mereka tidak dapat mendapatkannya. Tapi ini adalah kesempatan finansial di depan pintu Anda dan dengan demikian Anda tidak bisa melewatkan kesempatan ini.
Layanan ini membuat individu, perusahaan, pelaku bisnis dan wanita.
Jumlah pinjaman yang tersedia berkisar dari jumlah pilihan Anda untuk informasi lebih lanjut hubungi kami melalui email:
Susanbowmanloancompany@gmail.com