Sabtu, 25 Oktober 2014
Sabtu, 13 September 2014
Sejarah Agama Kristen
Lahirnya Agama Kristen
Agama Kristen bermula dari pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama agama ini. Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM, pada masa kekuasaan Raja Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan, Maria, yang dikandung oleh Roh Kudus. Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga tahun Yesus berkhotbah dan berbuat mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas rasulnya. Yesus yang semakin populer dibenci oleh orang-orang Farisi, yang kemudian berkomplot untuk menyalibkan Yesus. Yesus wafat di salib pada usia 33 tahun dan bangkit dari kubur pada hari yang ketiga setelah kematiannya. Setelah kebangkitannya, Yesus masih tinggal di dunia sekitar empat puluh hari lamanya, sebelum kemudian naik ke surga.
Gereja Mula-Mula
Setelah
naiknya Yesus Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke
mana-mana, dan sebagai hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga
ribu orang, dibaptis. Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen
cenderung dianggap sebagai ancaman hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya
oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak bapa Gereja yang menjadi korban
kekezaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir, yaitu rela disiksa maupun
dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya adalah Ignatius
dari Antiokia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.
Saat
itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah paganisme, di mana terdapat
konsep ‘balas jasa langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan
ajaran Kristen, perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga
pemerintah Romawi semakin terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun
berusaha menekan, dan bahkan melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat
itu tidak mau menyembah Kaisar, dan hal ini menyulitkan kekuasaan Romawi.
Selain itu, paganisme dan ramalan-ramalan yang sejak zaman Republik sudah
dipakai sebagai alat-alat propaganda dan pembenaran segala tingkah laku
penguasa atau alasan kegagalan penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan
keberadaan agama Kristen. Maka, pada masa-masa ini, banyak umat Kristen yang
dibunuh sebagai usaha pemerintah Romawi untuk menumpas agama Kristen. Penyebar
utama agama Kristen pada masa itu adalah Rasul Paulus, yang paling gencar
menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai pelosok dunia.
Masa Kegelapan
Pada
masa inilah, datang masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar Commodus
hingga Kaisar Diocletian. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan
kepercayaan terhadap konsep balas jasa langsung yang dianut di Paganisme, sehingga
agama Kristen pun semakin diminati. Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar
Konstantinus melegalkan agama Kristen dan bahkan minta untuk dipermandikan, dan
80 tahun setelahnya, Kaisar Theodosius melarang segala bentuk paganisme dan
menetapkan agama Kristen sebagai agama negara.
Sebagai
agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun Gereja juga
mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidaah). Salah satu
upaya untuk menekan bidaah adalah dengan diadakannya Konsili Nicea yang pertama pada tahun 325 M.
Konsili Nicea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan pertama kali,
sebagai tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari umat-umat Kristen
yang bidaah. Salah satu contohnya adalah bidaah Arianisme, yang merupakan salah satu krisis
bidaah terbesar saat itu yang menjadi alasan utama diadakannya Konsili Nicea
yang pertama.
Ketika
Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen tetap bertahan. Pada
abad ke-11 terjadilah Perang Salib, di mana kekezaman prajurit perang salib
menjadi sejarah kelam Kristen yang hingga kini masih banyak disesali. Perang
Salib adalah perang agama antara Kristen dan Islam. Dicetuskan pertama kali
oleh Paus Urbanus II, Perang Salib I bertujuan merebut kembali
kota suci Yerusalem dari kekuasaan Islam, yang merupakan tempat penting umat
Kristen sebagai tujuan ziarah saat itu.
Sementara
itu, bagian timur dari Kerajaan Romawi, bertahan sebagai Gereja yang disebut
Yunani atau Ortodoks, yang mewartakan kabar gembira di Rusia dan memisahkan
diri dari belahan barat yang berada di bawah pimpinan Gereja Roma. Pemisahan
ini terjadi pada tahun 1054.
Sementara
itu, pada tahun 1460 penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci
terjangkau bagi semua orang. Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada
umat dengan tujuan untuk menekan bidaah yang merupakan salah satu krisis besar
dalam tubuh Gereja saat itu. Kitab Suci hanya dibacakan di Gereja dan menjadi
sumber kotbah.
Saat
itu, banyak pihak-pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan kedudukan di dalam
Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan, sehingga secara tidak langsung
mencoreng nama baik Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin
terpengaruh untuk mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng
dari ajaran dasar Gereja Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting di
dalam Gereja menggunakan kekuasaannya secara semena-mena sehingga merugikan
banyak umat saat itu. Hal ini membuat banyak umat Kristen kecewa dan memprotes
serta menuntut pembaharuan. Banyak umat yang berpikir bahwa salah satu cara
mendatangkan pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan memberikan Kitab Suci
kepada semua orang.
Perpecahan
Pembukaan
dari 95 dalil Luther.
Puncak
dari penyalahgunaan ajaran Gereja diawali dengan jual beli surat indulgensia.
Praktik ini sendiri sesungguhnya bertentangan dengan ajaran iman Gereja
Katolik. Martin Luther,
seorang rahib, memutuskan untuk melakukan pembaharuan dengan melakukan
pemberontakan terhadap Gereja Katolik dengan memakukan 95 dalil Luther di pintu Gereja Kastil di
Wittenberg, Jerman, 31 Oktober 1517, dan membangun gereja tandingan baru.
Sedangkan Ignatius Loyola,
pendiri ordo Jesuit dalam Gereja Katolik, berusaha melakukan pembaharuan dari
dalam, salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan teologi Kristen yang
ketat kepada para klerus, terutama dalam kepatuhan penuh pada otoritas dan
ajaran Gereja, agar praktek korup dalam Gereja berkurang dan tidak
menjadi-jadi. Konsili Trente merupakan konsili yang diadakan sebagai reaksi
dari reformasi Martin Luther, di mana reformasi Martin Luther dianggap oleh
Gereja Katolik sebagai tindakan yang memperparah kondisi kekristenan. Dalam
Konsili Trente-lah ajaran iman Gereja Katolik dipertegas (termasuk kanonisasi
terakhir Alkitab Katolik) demi menekan dan mengurangi berbagai macam
penyalahgunaan yang sewenang-wenang dalam tubuh Gereja.
Ketika
Martin Luther menerjemahkan Kitab Suci menjadi bahasa Jerman,
pengikut-pengikutnya mulai memiliki pandangan yang berbeda-beda akan Kitab Suci
tersebut, lalu terjadilah pertentangan penafsiran antara umat satu dengan yang
lain, salah satu kasusnya adalah pertentangan antara denominasi protestan
reformed-nya Zwingli dan denominasi anabaptis, reformed-nya Calvinis dengan
Arminian, dan masih banyak lagi. Inilah yang membuat agama Kristen Protestan
sekarang banyak terbagi-bagi lagi menjadi denominasi-denominasi lagi.
Sejarah Agama Kristen Di Indonesia
Perkembangan
Agama Kristen di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 zona waktu.
- Sebelum kolonialisme Belanda
- Saat kolonialisme Belanda
- Setelah kolonialisme Belanda
Sebelum Kolonialisme Belanda
Agama
Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ke-7
di Sumatera Utara. Kota Barus yang dahulu
disebut sebagai negeri Bancluur/Fansur dan saat ini terletak di dalam Keuskupan
Sibolga di Sumatera Utara adalah tempat kediaman umat Katolik tertua di
Indonesia.
Saat Kolonialisme Belanda
Katedral
di Jakarta.
Kristen
Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian
diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah, Katolik Roma pertama tiba pada tahun 1534,
di kepulauan Maluku melalui orang Portugis yang dikirim
untuk eksplorasi. Fransiskus Xaverius,
misionaris Katolik Roma dan pendiri Ordo Yesuit bekerja di kepulauan Maluku pada tahun 1546sampai
tahun 1547. Namun ketika Belanda mengalahkan
Portugis tahun 1605, Belanda mengusir misionari-misionari Katolik dan
memperkenalkan Kristen Protestan (dari aliran Calvinist Dutch Reformed Church),
sehingga terpengaruh pada ajaran Calvinisme dan Lutheran.
Perkembangan
Kekristenan di Indonesia pada zaman itu cukup lambat. Hal ini dikarenakan
ajaran Calvinist merupakan aliran agama Kristen yang memerlukan pendalaman
Alkitab yang mendalam, sementara edisi Alkitab saat itu belum ada yang
berbahasa Indonesia (bahasa Belanda). Lagipula, VOC sebagai kendaraan Belanda
untuk masuk dan menguasai Indonesia saat itu adalah sebuah perusahaan sekuler
dan bukan perusahaan yang cukup religius, sehingga tidak mendukung penyebaran
agama yang dilakukan oleh misionaris Belanda sendiri.
Setelah
pengaruh VOC mulai tenggelam pada tahun 1799, pemerintah Belanda mulai
memperbolehkan penyebaran agama dengan lebih leluasa. Orang Kristen aliran
Lutheran dari Jerman yang lebih toleran dan tidak memaksa pemeluknya untuk
mempelajari agama Kristen dengan sedemikian dalam, mulai memanfaatkan perijinan
tersebut untuk mulai menyebarkan agama di antara orang Batak di Sumatera pada
tahun 1861, dan misionari Kristen Belanda dari aliran Rhenish juga menyebarkan
agama di Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah.
Setelah Kolonialisme Belanda
Pada
abad ke 20 setelah Belanda pergi dari Indonesia, agama Kristen dan Katolik
mulai berkembang pesat. Hal ini dimulai oleh sebuah keadaan pada tahun 1965,
ketika terjadi peralihan kekuasaan Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto. Saat itu, Komunisme(dan Atheisme) merupakan hal yang dilarang oleh
pemerintah. Semua orang-orang yang tidak beragama, langsung dicap Atheis, dan dengan demikian sangat mudah untuk dituduh sebagai
pengikut Komunis. Saat itu, gereja dari berbagai aliran
mengalami pertumbuhan jemaat yang pesat, terutama dari orang-orang (sebagian
besar beretnis Tionghoa yang berasal dari Cina, yang merupakan negara Komunis)
yang merasa tidak nyaman dengan kebijakan pemerintah mengenai Komunisme dan
Atheisme pada saat itu.
Pada
akhir abad ke 20 sampai awal abad 21, banyak misionaris dari Amerika yang
menyebarkan aliran Evangelican dan Pentecostal. Aliran yang sering disebut
“Karismatik” ini merupakan aliran yang dianggap “modern” karena menggabungkan
antara Kristen tradisional, dengan pola pikir modern pada zaman ini.
Gambaran Umum Agama Kristen
Crucifixion,
menggambarkan kematianYesus di kayu
salib, lukisan dari D. Velázquez, pada abad ke 17.
Agama
Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup,
ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke
surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa
Yesus adalahMesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi).
Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya
akan tiga pribadi (secara teknis dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas pertama kali pada
Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I.
Pemeluk
agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat,
dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen,
Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (InjilMatius
16: 18-19)
Umat
Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan
datang untuk kedua kalinyasebagai Raja dan Hakim akan dunia ini.
Sebagaimana agama Yahudi, mereka
menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.
Kata
Kristen sendiri memiliki arti “pengikut Kristus atau “pengikut Yesus”.
Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka
berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).
Pergerakan
Sepeninggal
Yesus, kepemimpinan orang Kristen diteruskan berdasarkan penunjukan Petrus oleh
Yesus. Setelah Petrus meninggal kepemimpinan dilanjutkan oleh para uskup yang
dipimpin oleh uskup Roma. Pengakuan iman mereka menyebutkan kepercayaan akan
Allah Tritunggal yang Mahakudus, yakni Bapa, Anak (Yesus Kristus), Roh kudus,
Gereja yang satu, kudus, katolik, apostolik; pengampunan dosa, kebangkitan
badan, kehidupan kekal.
Setelah
itu, Gereja Kristen mengalami dua kali perpecahan yang besar: yang pertama
terjadi pada tahun 1054 antara Gereja Barat yang berpusat di
Roma (Gereja Katolik Roma)
dengan Gereja Timur (Gereja Ortodoks Timur)
yang berpusat di Konstantinopel (sekarang Turki). Yang kedua terjadi
antara Gereja Katolik dengan Gereja Protestan pada tahun 1517 ketika Martin Luther memprotes ajaran
Gereja yang
dianggapnya telah menyimpang dari kebenaran.
Banyak denominasi Gereja
kini menyadari bahwa perpecahan itu justru menyimpang dari pesan Yesus yang
mendoakan kesatuan di antara para pengikutnya.
“Dan
bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang
percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu,
sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar
mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah
mengutus Aku.”
|
||
Injil Yohanes 17:20-21
|
Doa
ini kemudian menjadi dasar dari gerakan ekumenisme yang dimulai pada awal abad
ke-20.
Ibadah
Contoh
benda-benda yang digunakan umat Kristen dan Katolik untuk beribadah—Alkitab, sebuah Salib,
and sebuah Rosario.
Liturgi
Justin
Martyr menggambarkan liturgi (tata cara urutan ibadah) Kristen
di First Apology (c. 150) kepada Penguasa Antoninus Pius pada abad ke-2, dan
penggambarannya masih relevan untuk menggambarkan struktur dasar dari liturgi
ibadah Kristen. Justin menggambarkan, orang Kristen berkumpul untuk ibadah
bersama pada hari Minggu, yaitu hari Yesus bangkit dari kubur. Pembacaan Firman
Tuhan diambil dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tapi terutama dari Injil.
Pada akhir dari liturgi ibadah, diadakan Perjamuan Kudus, untuk memperingati
pengorbanan Yesus.
Namun
gereja pada saat ini juga ada yang mengadakan ibadah selain hari Minggu. Gereja
Advent Hari Ketujuh berkumpul pada hari Sabtu. Gereja Pentakosta atau
Karismatik mengikuti “tuntunan Roh Kudus” dan tidak memiliki liturgi yang
tertulis, walaupun ada tata cara urutan umum kebiasaan ibadah yang biasanya
dari minggu ke minggu mirip. Gereja Evangelical menggabungkan Pop dan Rock ke
dalam ibadahnya, sementara beberapa Gereja yang lain melarang sama sekali
penggunaan alat musik dalam ibadah, seperti Gereja Ortodoks.
Ibadah
dapat divariasikan untuk acara-acara khusus, seperti baptisan, pernikahan, atau
hari raya Kristen seperti Natal dan Paskah. Ada pula ibadah untuk anak-anak,
yang biasanya disebut Sekolah Minggu atau Ibadah Anak.
Sakramen
Sakramen
adalah ritus Agama Kristen yang menjadi perantara (menyalurkan) rahmat ilahi.
Kata ‘sakramen’ berasal dari Bahasa Latin sacramentum yang secara harfiah
berarti “menjadikan suci”. Salah satu contoh penggunaan kata sacramentum adalah
sebagai sebutan untuk sumpah bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi;
istilah ini kemudian digunakan oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan
bukan dalam pengertian sumpah tadi.
Kalender Liturgis
Komunitas
Katolik Roma, Anglikan, dan Kristen Protestan mengatur ibadah dalam jadwal
kalender liturgis. Hal ini termasuk hari-hari suci, misalnya Hari Perenungan
yang memperingati sebuah kejadian di dalam hidup Yesus Kristus, hari-hari
puasa, atau perayaan-perayaan biasa seperti hari memperingati orang-orang
kudus. Komunitas Kristen yang tidak mengikuti tradisi kalender liturgis
biasanya masih tetap merayakan perayaan-perayaan tertentu, seperti Natal,
Paskah, dan Kenaikan Yesus ke Surga. Beberapa Gereja sama sekali tidak memakai
kalender liturgis.
Simbol
Salib,
yang saat ini adalah simbol Kekristenan yang paling mudah dikenali di seluruh
dunia, telah digunakan sebagai simbol Kristen pada zaman sangat awal. Lambang ikan juga
nampaknya berada di urutan teratas lambang favorit setelah salib. Lambang ikan
dipakai oleh karena kemiripan 5 huruf konsonan yang membentuk kata ikan
(Ichthys), yang mana dapat dipakai sebagai singkatan untuk menggambarkan
Yesus: Iesous Christos Theou Yios Soter, artinya Yesus
Kristus, Anak Allah, Penyelamat.
Orang
Kristen awal mula suka untuk menghiasi makam-makam mereka dengan ukir-ukiran
dan gambar mengenai Yesus, orang-orang kudus, kejadian dari Alkitab, dan
perlambang-perlambang yang lain. Orang-orang Kristen awal tidak memiliki
pemikiran negatif menganai gambar, ukiran, maupun patung. Simbol-simbol
yang lain meliputi burung merpati (simbol Roh
Kudus), anak domba(simbol pengorbanan Yesus), pohon anggur beserta ranting-rantingnya (simbol bahwa orang
Kristen harus memiliki hubungan secara pribadi dengan Yesus) dan banyak yang
lain. Semua ini diambil dari ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru.
Lukisan The
Baptism of Christ olehFrancesco
Albani.
Baptisan
Baptisan
merupakan sebuah ritual dan sakramen menggunakan air, yang menandakan seseorang
berkomitmen menjadi seorang Kristen dan tergabung menjadi anggota Gereja. Ada
gereja yang memperbolehkan baptisan dengan air yang dipercikkan (misalnya
Gereja Kristen Protestan, Gereja Katolik dan Ortodoks), ada gereja yang
mengharuskan baptisan dilakukan dengan diselamkan ke dalam air seperti Yesus
(misalnya Gereja Pantekosta dan Karismatik).
Doa
Pengajaran
Yesus tentang doa pada Khotbah di Bukit menggambarkan bahwa doa
secara Kristiani hanya memakai sedikit faktor eksternal, atau tidak ada sama
sekali, seperti misalnya harus menggambar simbol-simbol tertentu atau harus
menyembelih hewan-hewan tertentu terlebih dahulu sebelum berdoa. Dalam doa
secara Kristiani, semua perilaku-perilaku yang menekankan kepada “teknik-teknik
berdoa” yang menggunakan faktor eksternal seperti yang tadi disebutkan biasanya
dituduh sebagai “pagan” (paganisme, penyembahan
berhala). Karena itu, dalam doa secara Kristiani, yang ditekankan adalah cukup
hanya perlu percaya kepada kebaikan Tuhan ketika berdoa. Di seluruh
Perjanjian Baru, penekanan terhadap kebebasan untuk datang kepada Tuhan ini pun
ditekankan. Keyakinan ini harus dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen terhadap hubungan yang unik antara orang percaya dengan Yesus, lewat
Roh Kudus.
Dalam
tradisi lanjutan, beberapa gerakan sebelum berdoa dianjurkan, seperti misalnya
membuat tanda salib, berlutut, atau membungkuk. Kebiasaan melipat tangan,
menyatukan kedua tangan di depan dada, atau mengangkat tangan pun terkadang
sering dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi ketika berdoa dan
mengekspresikan isi doa.
Senin, 08 September 2014
GPIB Immanuel
GPIB Immanuel (Gambir Jakarta)
Kapasitas: 800-1000 Jemaat
Aliran: Protestan
Gembala: Pdt. Denny Matulapea (Berganti setiap Periode tertentu)
Berdirinya gereja yang dulu bernama
Willems Kerk ini merupakan realisasi “mimpi” dari Raja Belanda
(Willem I, yang berkuasa 1813-1840). Obsesinya mempersatuan semua
gereja dan organisasi Kristen yang berada di wilayah
kekuasaannya—termasuk wilayah jajahan—dinyatakan dengan membangun
gereja oikumenis, untuk menyatukan antara umat Reformasi dan Umat
Lutheran Protestan Belanda di Batavia dalam satu gereja.
Setelah dana cukup, maka pembangunan
gereja pun segera dimulai. Tepatnya tanggal 24 Agustus 1835
(bertepatan dengan ulang tahun Raja Willem I ke-63) pembangunan gereja
pun dilakukan. Lebih dari tiga tahun proses pembangunan berlangsung.
Dan pada 24 Agustus 1839, bertepatan dengan ulang tahun Raja Willem I
ke-67, gereja yang beralamat di Koningsplein Oost (sekarang Jl.
Merdeka Timur 10), pembangunan selesai dan diresmikan menjadi gereja
dengan nama Willems Kerk.
Pada 31 Oktober 1948, De Protestantse
Kerk in Westelijk Indonesie (Gereja Protestan di Indonesia bagian
Barat / GPIB) dibentuk. Kemudian gereja Willems Kerk ini berganti nama
menjadi GPIB Immanuel, sebuah kata yang mengandung makna sekaligus
iman bahwa Tuhan selalu beserta kita umatnya.
Gereja Bethel Indonesia
Gereja Bethel Indonesia Jemaat Senayan (Jakarta Convention Center, Cendrawasih Room)
Kapasitas: 7.567 Jemaat
Gembala: Niko Nyotoraharjo
Aliran: Kharismatik
Walaupun gereja ini memiliki kapasitas
yang sangat besar, namun saya sengaja memasukkannya di peringkat agak
bawah karena status gedung gereja ini tidak seperti gereja lainnya diatas. Gedung ini bukanlah milik Gereja melainkan masih berstatus sewa.
Memang Pdt. Niko memiliki gedung Sentul City Convention Center yang
berlokasi di Sentul Jawa Barat (tidak jauh dari Jakarta) yang memiliki
kapasitas 11.000 jemaat (Main Hall saja). Namun karena ada
permasalahan dalam izin, sehingga saat ini gedung tersebut hanya
dipergunakan untuk konfrensi dan acara tertentu saja. Sentul International Convention Center Tower (SICC Tower)
diresmikan pada 15 Maret 2010 oleh Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo,
dengan dihadiri oleh hamba-hamba Tuhan dari dalam dan luar negeri.
Gereja Tiberias Indonesia (Jemaat Balai Sarbini)
Kapasitas: 1.300
Gembala: Pdt. Yesaya Pariadji
Aliran: Kharismatik
Sama seperti GBI Senayan, gedung inipun
sebenarnya bukan milik gereja melainkan masih berstatus sewa. Memang
saat ini Tiberias memiliki beberapa gedung mewah yang merupakan milik
gereja antara lain Tiberias Center (Kelapa Gading), Boanerges Center
(Pulomas) namun kapasitasnya masih dibawah Balai Sarbini.
Selain gedung diatas, Tiberias juga
memiliki gedung Imperium (tidak diketahui secara pasti mengenai status
kepemilikannya) yang terletak di Batam yang memiliki struktur bangunan
yang mewah. Sekarang, berad di bawah sinode GEREJA TIBERIAS INDONESIA.
Langganan:
Postingan (Atom)