Senin, 08 September 2014

Gereja Bethany Surabaya



Graha Bethany Nginden, Surabaya


Kapasitas: 20.000 jemaat, Sekarang sudah di perluas menjadi 35.000 jemaat.
Gembala: Pdt. Abraham AlexTanuseputra
Aliran: Kharismatik

Sinode Gereja Bethany Indonesia, atau Bethany merupakan sebuah Sinode yang berbadan hukum gereja Indonesia dan berpusat di Surabaya. Bethany merupakan salah satu gereja dengan teologi karismatik dengan denominasi Pentakostal. Gereja ini merupakan anggota dari Persekutuan Injili Indonesia (PII).
Gereja Bethany Indonesia, mengakui, menerima, dan menetapkan Pengakuan Iman Rasuli sebagai Pengakuan Iman Gereja Bethany Indonesia.

SEJARAH SINGKAT:
1965, Pdt. Abraham Alex Tanuseputra yang lahir di Mojokerto, Jawa Timur tanggal 1 Juni 1941 mendapat musibah, Dia menabrak seorang anak kecil yang tiba-tiba menyeberang di depan mobilnya didalam ketakutan mendapat ancaman akan dibunuh oleh orang lain jika anak itu sampai mati. Dia pun bernazar, jika anak itu sembuh dia akan menyerahkan hidupnya untuk melayani Tuhan. Pagi harinya, berkat kuasa Tuhan, ternyata anak itu sembuh. Pdt. Alex langsung memenuhi nazarnya. Dia melayani Tuhan sepenuh waktu.


1977, Pdt. Alex merintis persekutuan doa di sebuah garasi di rumahnya di Surabaya, Jl. Manyar Rejo (pada waktu itu Jl. Manyar Sindharu) II/4 Surabaya. Persekutuan ini dimulai dengan jumlah anggota sekitar 7-10 orang.

1978, Gereja Bethany didirikan oleh Pdt. Abraham Alex Tanuseputra, di Jalan Manyar Rejo I/29 Surabaya. Anggota jemaat yang beribadah di tempat itu sekitar 200 orang. Bethany pada saat itu tergabung sebagai bagian dari Sinode GBI, sehingga Gereja tersebut disebut GBI Bethany. Dalam penggembalaan jemaat GBI Bethany ini, Pdt. Alex mencetuskan “Successful Bethany Families” sebagai visi gereja tersebut.

1982, Jumlah anggota jemaat semakin bertambah sehingga dibangun sebuah Awning yang berkapasitas 1000 orang.Jl. Manyar Rejo I/33.

1985-1986, Pembangunan Gedung Gereja yang berkapasitas 3500 orang di Jalan. Manyar Rejo II/36-38 yang selesai. Gedung inilah yang sampai saat ini dipakai sebagai tempat ibadah Gereja Bethany Pusat (selain pusat ibadah lain yang diadakan di Nginden).

1987, Pdt. Alex memulai pembangunan Graha Bethany yang terletak di Surabaya, dengan kapasitas 20.000 jemaat dalam 1 kali kebaktian.

1988, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo untuk membuka gereja lokal (cabang) di Jakarta.

1989, GBI Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin untuk membuka cabang di Denpasar, Bali. Dengan Pembukaan cabang-cabang tersebut, GBI Bethany membagi pelayanannya di Indonesia menjadi GBI Bethany Wilayah Indonesia Bagian Barat (yang dipimpin Pdt.Dr. Ir. Niko Njotorahardjo), Bagian Tengah (Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A.), dan Bagian Timur (Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin). Sementara Pdt. Abraham Alex Tanuseputra berperan sebagai Gembala Sidang Senior dari Jemaat Bethany.

1996, Jumlah cabang-cabang yang ada di Indonesia dan luar negeri menjadi sekitar 100 cabang.

1997, Jumlah cabang dan Pos PI di Indonesia dan luar negeri berkembang menjadi 254 buah.

1997, Sinode GBI mengeluarkan keputusan bahwa seluruh gereja lokal yang tergabung dalam Sinode GBI harus menanggalkan nama-nama jemaat lokal. Dengan demikian, gereja lokal akan disebut dengan nama GBI disertai dengan nama jalan/tempat di mana gereja tersebut berada. Perubahan nama ini membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat diterima oleh jemaat-jemaat lokal di lingkup Sinode GBI, termasuk GBI Bethany.

1998, Jumlah cabang dan Pos PI menjadi 479.

1999, Gereja Bethany berkembang menjadi hampir 1000 cabang yang tersebar di dalam dan luar negeri.

2000, Graha Bethany Nginden, Surabaya akhirnya selesai dibangun dan dilakukan soft opening bersamaan dengan Seminar Pelipatgandaan Gereja Internasional (SPGI) 2000. Tempat ini dapat menampung 20.000 anggota jemaat.
Di tahun itu juga diadakan Sidang Sinode GBI yang meminta GBI Bethany untuk menurunkan nama Bethany. (Penegasan keputusan Sinode GBI  tahun1997)

2002, GBI Bethany Barat yang dipimpin Pdt. Niko menyatakan akan mengikuti keputusan Sinode GBI untuk menurunkan nama Bethany. Keputusan ini diikuti oleh seluruh GBI Bethany Barat yang berada di bawah pembinaan Pdt. Niko. Demikian pula GBI Bethany Timur yang dipimpin Pdt. Timotius Arifin memutuskan untuk menanggalkan nama tersebut. Dengan penurunan nama ini, kedua wilayah juga sekaligus menanggalkan visi “Successful Bethany Families”. Pdt. Alex pun pada akhirnya bersedia untuk menurunkan nama jemaat Bethany, namun ia menolak untuk menurunkan visi gereja “Successful Bethany Families” yang telah diusung selama bertahun-tahun. Visi ini pun tetap didukung oleh GBI Bethany Wilayah Tengah.

2003, -17 Januari
Jemaat Bethany akhirnya melepaskan diri dari Sinode GBI dan merubah nama menjadi Sinode Gereja Bethany Indonesia yang resmi berdiri sebagai badan hukum gereja dan diakui pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen Departemen Agama RI No. DJ.III/Kep/HK00.5/5/158/2003 pada tanggal 17 Januari 2003. Dengan demikian gereja-gereja lokal Bethany Wilayah Tengah pun bersalin menjadi Gereja Bethany Indonesia.

Sinode yang baru berdiri ini dipimpin oleh Pdt. Ir. Leonard Limato, M.A. Sementara Sinode Bethany berdiri, secara resmi Pdt. Alex tidak masuk dalam Sinode Bethany, tetap berdiri di Sinode Gereja Bethel Indonesia.

Akhirnya, setelah usaha-usaha rekonsiliasi antara Pdt. Alex dengan Sinode GBI tidak membawa hasil, Pdt. Alex diberhentikan dari Sinode GBI melalui surat pemberhentian oleh Badan Pekerja Lengkap Sinode GBI yang mensinyalir bahwa Pdt. Alex berdiri di dua sinode.

2003, Juli
Badan Pendiri Sinode Bethany resmi meminta Pdt. Alex untuk bergabung dengan Sinode Gereja Bethany Indonesia.

2003, 16 – 18 September
digelar Sidang Raya Sinode I Gereja Bethany Indonesia di Graha Bethany Nginden Surabaya, dan menghasilkan keputusan memilih Pdt. Abraham Alex Tanuseputra sebagai Ketua Umum Sinode dan Pdt. Zacharia Freddy Riva sebagai Sekretaris Umum Sinode.

2004,- 15 April
Dimulainya Pembangunan Menara Doa Jakarta, sebagai Prayer and Worship Center yang diperlengkapi dengan Convention Center, Multimedia Center, Education Center, Trade Center, Entertainment and Tourism, namun. Proyek ini belum selesai dan tertunda.

2007 - 17-21 Juli,
Gereja Bethany terpilih sebagai tuan rumah wakil dari Indoonesia penyelenggara PWC (Pentecostal World Conference) ke-21 bertempat di Bethany Nginden dan. PWC memunyai anggota yang tersebar di 120 negara. Sekitar 50.000 umat menghadiri Gereja Bethany Nginden pada puncak acara PWC ini.

2008,- 8-11 Juli
Bethany mengadakan SPGI (Seminar Pelipatgandaan Gereja Internasional) dengan tema HARVEST TIME. bertempat di Graha Bethany Nginden Jl. Nginden Intan Timur I/29 – Surabaya, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar